veto-as-gagalkan-seruan-gencatan-senjata-gaza-di-dewan-keamanan-pbb

domainnamevalue.org – Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Keputusan ini muncul dalam sidang Dewan Keamanan pada Jumat, 24 Mei 2025. Dari 15 anggota Dewan, 13 negara mendukung resolusi, satu negara abstain, dan hanya Amerika Serikat yang menolaknya. Penolakan Washington otomatis menggagalkan adopsi resolusi karena AS memiliki hak veto sebagai anggota tetap Dewan Keamanan.

Tekanan Internasional Semakin Meningkat

Banyak negara menyerukan penghentian kekerasan yang telah menelan ribuan korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil Palestina. Negara-negara seperti Prancis, Tiongkok, dan Brasil menegaskan pentingnya gencatan senjata demi kemanusiaan. Mereka juga mendesak semua pihak membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Dukungan luas terhadap resolusi tersebut mencerminkan meningkatnya tekanan global terhadap Israel dan sekutunya.

Alasan Amerika Serikat Menggunakan Hak Veto

Pemerintah Amerika Serikat beralasan bahwa resolusi ini tidak mencerminkan realitas keamanan di kawasan. Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyatakan bahwa gencatan senjata saat ini akan memperkuat posisi Hamas. Washington tetap mendukung gencatan senjata sementara yang dikaitkan dengan pembebasan sandera dan penyaluran bantuan. AS memilih jalur diplomasi bilateral dengan Israel untuk mencapai tujuan jangka panjang, termasuk solusi dua negara.

Reaksi Dunia Terhadap Veto Amerika

Berbagai negara dan organisasi internasional mengecam veto Amerika Serikat. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyayangkan kegagalan Dewan Keamanan dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap perdamaian internasional. Pemerintah Turki, Afrika Selatan, dan Malaysia secara terbuka mengkritik langkah AS yang dianggap menghalangi proses perdamaian. Aksi protes juga bermunculan di berbagai kota besar dunia sebagai respons atas keputusan ini.

Dampak Terhadap Situasi di Gaza

Sementara perdebatan politik terus berlanjut, situasi di Gaza memburuk setiap hari. Serangan udara Israel masih berlangsung, menargetkan wilayah yang padat penduduk. Laporan dari badan kemanusiaan PBB menunjukkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal, dan sistem kesehatan berada di ambang kehancuran. Banyak organisasi non-pemerintah mengkhawatirkan kelangsungan hidup penduduk Gaza jika konflik terus berlanjut tanpa jeda kemanusiaan.

Harapan Baru dari Inisiatif Regional

Beberapa negara Timur Tengah berupaya memfasilitasi dialog antara Israel dan kelompok Hamas daftar medusa88. Mesir dan Qatar mengintensifkan peran mediasi dengan dukungan dari Uni Eropa. Mereka menargetkan kesepakatan gencatan senjata sementara sebagai langkah awal menuju solusi jangka panjang. Meski belum membuahkan hasil, upaya ini memberikan harapan baru bagi penduduk Gaza yang terdampak konflik.

By admin